RAKSASA DALAM DIMENSI LAIN
Judul : Raksasa
Dari Jogja
Pengarang : Dwitasari
Penerbit : Plotpoint
Tahun : 2012
Tebal : 270
halaman
Harga : Rp 47.000.00
Indah rasanya bila di suatu
tempat pada akhirnya kita menemukan sesosok belahan jiwa . Inilah yang
diceritakan oleh Dwitasari kepada pembaca Raksasa
dari Jogja. Buku setebal 270 halaman ini menceritakan tentang seorang gadis
bernama Bianca Dominique. Ia digambarkan sebagai sosok pencari makna cinta.
Ketika pertengkaran demi pertengkaran terjadi di antara Mama dan Papanya, ia
jadi tak percaya pada cinta. Namun dalam ketidakpercayaannya, ia diam-diam
mencari jawabannya. Dalam tangis dan luka
hatinya ia berjuang. Meski sahabat karibnya sendiri pun menusuknya dari
belakang, Letisha. Ia ternyata menjalin hubungan dengan Joshua, cinta
pertama Bianca saat SMA. Hati Bianca benar-benar hancur mengetahui hal itu.
Hingga Bianca akhirnya memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta. Meninggalkan
Letisha dan Joshua, dan meninggakan Mama dan Papanya. Ada rasa sedih yang
menguat hati Bianca ketika harus meninggalkan Mamanya, takut Mamanya akan
dipukul opleh Papanya lagi. Namun, akhirnya ia berangkat ke Yogyakarta setelah
Mamanya meyakinkan Bianca bahwa ia akan baik-baik saja selama Bianca kuliah di
Yogyakarta.
Selama di Yogyakarta Bianca
tinggal bersama Kevin, sepupunya. Di sana ia kuliah di Universitas Wiyata
Mandala. Melalui liku-liku kuliah dan percintaan yang dia alami di sinilah
Bianca bertemu dengan belahan hatinya.
Penceritaan dari novel Raksasa
dari Jogja ini dapat dinikmati dan dipahami oleh pembaca dengan mudah. Dengan
pemilihan judul raksasa dirasa menarik karena dalam pikiran pembaca atau
pemahaman secara umum raksasa adalah sesosok makhuk jahat, sementara dicerita
ini sesosok raksasa yang ditampilkan berkebalikan dengan perkiraan pembaca.
Disinilah kepandaian Dwitasari dalam memilih judul dalam membelokkan logika
masyarakat umum. Sementara itu, pemilihan settingnya sangat membantu promosi
wisata di Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan kepandaian penulis
mendeskripsikan tempat wisata yang menarik di Yogyakarta. Di antara kemenarikan
itu ada beberapa kesalahan penulisan kata yang mengganggu keasyikan dalam
menikmati cerita ini, misal penulisan kata ‘dengan’ tertulis dua kali, kata
yang tertulis ‘sepa’ tapi yang dimaksud
sepi.
Namun demikian, dengan
mengabaikan sedikit kekurangan tersebut, pembaca masih bisa larut dalam cerita
yang happy ending ini. Berbagai
kemenarikan dari novel ini memang pantas untuk dinikmati oleh para remaja agar
tidak patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan kehidupan.
Dyah
Rizky Utami E. (XI IPS 1/08)
Elsa
Luwita Dwi S. (XI IPS 1/09)
0 komentar:
Posting Komentar