Resensi Novel

on Jumat, 30 November 2012

RAKSASA DALAM DIMENSI LAIN

Judul           : Raksasa Dari Jogja
Pengarang    : Dwitasari
Penerbit      : Plotpoint
Tahun          : 2012
Tebal           : 270 halaman
Harga          : Rp 47.000.00



Indah rasanya bila di suatu tempat pada akhirnya kita menemukan sesosok belahan jiwa . Inilah yang diceritakan oleh Dwitasari kepada pembaca Raksasa dari Jogja. Buku setebal 270 halaman ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Bianca Dominique. Ia digambarkan sebagai sosok pencari makna cinta. Ketika pertengkaran demi pertengkaran terjadi di antara Mama dan Papanya, ia jadi tak percaya pada cinta. Namun dalam ketidakpercayaannya, ia diam-diam mencari jawabannya. Dalam tangis dan luka hatinya ia berjuang. Meski sahabat karibnya sendiri pun menusuknya dari belakang, Letisha. Ia ternyata menjalin hubungan dengan Joshua, cinta pertama Bianca saat SMA. Hati Bianca benar-benar hancur mengetahui hal itu. Hingga Bianca akhirnya memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta. Meninggalkan Letisha dan Joshua, dan meninggakan Mama dan Papanya. Ada rasa sedih yang menguat hati Bianca ketika harus meninggalkan Mamanya, takut Mamanya akan dipukul opleh Papanya lagi. Namun, akhirnya ia berangkat ke Yogyakarta setelah Mamanya meyakinkan Bianca bahwa ia akan baik-baik saja selama Bianca kuliah di Yogyakarta.

Selama di Yogyakarta Bianca tinggal bersama Kevin, sepupunya. Di sana ia kuliah di Universitas Wiyata Mandala. Melalui liku-liku kuliah dan percintaan yang dia alami di sinilah Bianca bertemu dengan belahan hatinya.
Penceritaan dari novel Raksasa dari Jogja ini dapat dinikmati dan dipahami oleh pembaca dengan mudah. Dengan pemilihan judul raksasa dirasa menarik karena dalam pikiran pembaca atau pemahaman secara umum raksasa adalah sesosok makhuk jahat, sementara dicerita ini sesosok raksasa yang ditampilkan berkebalikan dengan perkiraan pembaca. Disinilah kepandaian Dwitasari dalam memilih judul dalam membelokkan logika masyarakat umum. Sementara itu, pemilihan settingnya sangat membantu promosi wisata di Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan kepandaian penulis mendeskripsikan tempat wisata yang menarik di Yogyakarta. Di antara kemenarikan itu ada beberapa kesalahan penulisan kata yang mengganggu keasyikan dalam menikmati cerita ini, misal penulisan kata ‘dengan’ tertulis dua kali, kata yang tertulis  ‘sepa’ tapi yang dimaksud sepi.

Namun demikian, dengan mengabaikan sedikit kekurangan tersebut, pembaca masih bisa larut dalam cerita yang happy ending ini. Berbagai kemenarikan dari novel ini memang pantas untuk dinikmati oleh para remaja agar tidak patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan kehidupan.


                                                          Dyah Rizky Utami E.        (XI IPS 1/08)
                                                          Elsa Luwita Dwi S.           (XI IPS 1/09)

0 komentar:

Posting Komentar

featured-content

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts